WHAT'S NEW?
Loading...

Karakteritistik Tepung Porang Serta Tahap Pembuatannya

KARAKTERISTIK TEPUNG PORANG

Karakteristik tepung porang yang mudah dimanfaatkan oleh bahan pembuatan makanan tertentu menjadi daya tarik untuk membudidayakannya. Porang atau Amorphophallus muelleri Blume merupakan salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh di dalam hutan. Tanaman porang menghasilkan beberapa macam umbi, yakni umbi batang yang berada di dalam tanah dan umbi tetas atau bupil yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tulang-tulang daun.

Umbi yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi batang dengan bentuk bulatan dan bagian atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi ini terdiri atas bagian kulit dan daging umbi. Sementara untuk kulitnya, akan berwarna keabu-abuan ketika panen dan jika dibiarkan beberapa hari dapat berubah menjadi kehitaman. Bagian kulit umbi yang terkelupas akan mengeluarkan getah yang licin dan menyebabkan rasa gatal pada kulit. Daging porang sendiri biasanya berwarna kekuningan dan berisi karbohidrat yang berfungsi bagi pertumbuhan selanjutnya.

Bagaimana Tahap Pembuatan Tepung Porang?


Dalam tiap pohon porang yang ditanam bisa mendapatkan hasil umbi sebanyak 2 kilogram. Sementara untuk satu hektar, hasil panen yang akan diperoleh adalah 12 ton atau kurang lebih sekitar 1,5 ton umbi kering. Untuk masa panen yang paling ideal bisa dilakukan ketika tanaman berusia 3 tahun atau 3 kali masa pertumbuhan. Kisaran harga tanaman porang secara umum biasanya berkisar Rp 800/kg dalam keadaan basah. Sementara, jika dijual dalam keadaan kering atau dalam bentuk irisan keripik bisa berkisar Rp 9.000/ kg.

Ketika ingin mengolah porang, beberapa tahapan harus dilalui agar menghasilkan karakteristik tepung porang yang berkualitas tinggi. Umbi porang yang sudah dipanen akan dikupas kemudian dicuci dan diiris-iris dengan ketebalan 0,5 cm. Perajangan pada umbi dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengemasan, serta penggilingan. Irisan umbi kemudian direndam dalam larutan HCl 0,2 N selama 5 menit. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kalsium oksalat pada jaringan umbi yang menjadi penyebab utama rasa gatal.

Tahap berikutnya adalah pengeringan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tanaman dan menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat mencegah terjadinya pembusukan. Setelah kering, umbi yang telah berbentuk chips ini kemudian digiling dan diayak hingga didapatkan tepung porang kasar. Untuk memisahkan glukomanan pada tepung kasar, maka akan dilakukan pemisahan fisik menggunakan ayakan.

Tepung Porang dan Manfaatnya Bagi Manusia


Tepung mannan atau porang memiliki manfaat yang cukup banyak, di antaranya sebagai bahan pengental dalam industri pangan, bahan baku pada industri kertas, sebagai pengikat dalam pembuatan tablet, serta media pertumbuhan mikroba pengganti agar. Porang tak hanya berguna dalam industri, namun juga berbagai industri non pangan lainnya. Beberapa manfaat porang di antaranya adalah industri farmasi, industri tekstil, kulit buatan, kosmetika, plastik, lem, bahan toilet, pemurnian mineral, dan penjernihan air.

Pohon porang memiliki prospek dan nilai ekonomis yang sangat menjanjikan. Sehingga jika ingin memulai untuk melakukan budidaya porang, maka tidak akan mengalami kerugian yang cukup serius. Dengan karakteristik tepung porang yang bagus ini menjadikannya salah satu target pasar mancanegara karena beberapa negara sering menggunakannya dalam kehidupan hari-hari. Beberapa negara tujuan pengiriman porang adalah Jepang, China, hingga Vietnam. 

0 comments:

Post a Comment